• Home
  • Nasional
  • Daerah
  • Pendidikan
  • TNI / POLRI
  • Politik
  • Sosial Budaya
  • Peristiwa
  • TV Media
Menu
  • Home
  • Nasional
  • Daerah
  • Pendidikan
  • TNI / POLRI
  • Politik
  • Sosial Budaya
  • Peristiwa
  • TV Media
Search
Close
Home Pendidikan

Tut Wuri Handayani Artinya Semboyan Pendidikan Indonesia, Ini Makna dan Sejarahnya

Media Teropong Indonesia by Media Teropong Indonesia
14 September 2023
in Pendidikan, TV Media
0
Tut Wuri Handayani Artinya Semboyan Pendidikan Indonesia, Ini Makna dan Sejarahnya
0
SHARES
1
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Tut Wuri Handayani artinya adalah semboyan yang dipakai sebagai filosofis sistem pendidikan di Indonesia. Kata ini sangatlah populer di dunia pendidikan, meski begitu masih ada orang yang belum memahami makna dan arti Tut Wuri Handayani.

Dalam dunia pendidikan, Tut Wuri Handayani memiliki makna dan arti yang mendalam. Selain itu, filosofi tersebut juga dicetuskan oleh Bapak Pendidikan Republik Indonesia yakni Ki Hajar Dewantara pada tahun 1922.

Sebagai bagian dari pendidikan di Indonesia, kita perlu mengetahui makna, arti bahkan sejarah dari somboyan Tut Wuri Handayani. Hal ini untuk mendapatkan wawasan budaya, filosofis, dan kepemimpinan yang lebih baik.

BacaJuga

UNWAHA Jombang Wisuda Sarjana S-1 Sebanyak 561 Tahun Akademik 2024/2025

Jawab Keluhan Warga, Polres Nganjuk Gencarkan Tilang Truk ODOL

Berikut Liputan6.com ulas mengenai makna dan arti Tut Wuri Handayani serta sejarahnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (12/9/2023).

Arti dan Makna Tut Wuri Handayani

Tut Wuri Handayani artinya adalah semboyan yang dipakai sebagai filosofis sistem pendidikan di Indonesia. Filosofis ini dicetuskan oleh Bapak Pendidikan Republik Indonesia yakni Ki Hajar Dewantara.

Dikutip dari buku Pahlawan-Pahlawan Belia: Keluarga Indonesia dalam Politik (2001) Shiraishi, menjelaskan bahwa Tut Wuri Handayani artinya membimbing dari belakang. Awalnya kata ini diciptakan sebagai ungkapan untuk menggambarkan kepemimpinan Soeharto.

Sedangkan secara etimologi, kata Tut Wuri Handayani berasal dari dua kata yakni Tut Wuri dan Handayani. Tut Wuri berarti mengikuti dari belakang dengan memberi kebebasan kepada sang anak untuk dapat berkembang atau bergerak sesuai dengan kemauan dan kodratnya. Sedangkan handayani berarti memerdekakan yang berfaedah, memberi pengaruh, melibatkan diri apabila perlu, jika anak akan bertindak membahayakan bagi keselamatan diri sang anak tersebut.

Jadi kata Tut Wuri Handayani artinya didalam pelaksanaan pendidikan seorang guru tidak diperkenankan untuk menggunakan kekerasan, paksaan, dan hukuman tetapi haruslah memberikan kebebasan kepada sang anak untuk perkembangannya dan guru berkewajiban untuk memberi pengaruh membetulkan, mengarahkan, dan melibatkan diri apabila perlu.

Melansir dari buku Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (2021) karya Bramianto Setiawan, menjelaskan makna Tut Wuri Handayani adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik agar memiliki inisiatif sendiri serta jika peserta didiknya melakukan kesalahan atau kekeliruan, barulah pendidik membantu menentukannya bukan menarik-narik peserta didik untuk mengikuti jalannya pendidik.

Ki Hajar Dewantara memandang bahwa pendidikan yang efektif tidak hanya berfokus pada pengetahuan akademis semata, tetapi juga memperhatikan pengembangan moral, sosial, dan spiritual siswa.

Makna Logo Tut Wuri Handayani

Dilansir dari laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud) RI, menjelaskan makna logo Tut Wuri Handayani adalah sebagai berikut ini:

1. Bidang Segi Lima (Biru Muda) menggambarkan alam kehidupan Pancasila.

2. Semboyan Tut Wuri Handayani digunakan oleh Ki Hajar Dewantara dalam melaksanakan sistem pendidikannya. Pencantuman semboyan ini berarti melengkapi penghargaan dan penghormatan kita terhadap almarhum Ki Hajar Dewantara yang hari lahirnya telah dijadikan Hari Pendidikan Nasional.

3. Belencong Menyala Bermotif Garuda, Belencong (menyala) merupakan lampu yang khusus dipergunakan pada pertunjukan wayang kulit. Cahaya belencong membuat pertunjukan menjadi hidup. Burung Garuda (yang menjadi motif belencong) memberikan gambaran sifat dinamis, gagah perkasa, mampu dan berani mandiri mengarungi angkasa luas. Ekor dan sayap garuda digambarkan masing-masing lima, yang berarti: ‘satu kata dengan perbuatan Pancasilais’.

4. Buku merupakan sumber bagi segala ilmu yang dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia.

5. Warna, warna putih pada ekor dan sayap garuda dan buku berarti suci, bersih tanpa pamrih. Warna kuning emas pada nyala api berarti keagungan dan keluhuran pengabdian. Warna biru muda pada bidang segi lima berarti pengabdian yang tak kunjung putus dengan memiliki pandangan hidup yang mendalam (pandangan hidup Pancasila).

Sejarah Tut Wuri Handayani

Istilah Tut Wuri Handayani adalah bagian semboyan Bahasa Jawa. Pencetusnya adalah Ki Hajar Dewantara pada saat mendirikan Taman Siswa yang ada di Yogyakarta pada tahun 1922 dan tersebar di berbagai daerah yang ada di Indonesia.

Semboyan tersebut secara lengkap berbunyi “Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.” Jika semboyan tersebut diartikan adalah ‘Di depan memberikan contoh yang baik, di tengah dapat memberikan semangat, dan di belakang bisa memberi dorongan.’

Sebagaimana disebutan dalam Dasar-Dasar Pendidikan pada tahun 2020, disusun oleh Haudi dan kawan-kawan, semboyan tersebut dikumandangkan Ki Hajar Dewantara sebagai asas dalam pendidikan dan diterapkan pada pembelajaran perguruan taman siswa.

Terdapat dua asas dalam semboyan tersebut yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha dan Ing Madya Mangkun Karsa. Pengembangnya yaitu R.M.P. Sosrokartono, pemikir dan juga ahli Bahasa yang merupakan kakak kandung R.A. Kartini, pahlawan wanita yang memperjuangkan emansipasi perempuan.

Asas Tut Wuri Handayani

Asas Tut Wuri Handayani merupakan asas pendidikan Indonesia yang bersumber dari asas Pendidikan Taman Siswa yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu seorang perintis kemerdekaan dan pendidikan nasional.

Asas Tut Wuri Handayani ini bermakna bahwa setiap orang berhak mengatur dirinya sendiri dengan berpedoman kepada tata tertib kehidupan yang umum. Menurut asas ini, dalam penyelenggaraan pendidikan, seorang guru merupakan pemimpin yang berdiri di belakang dengan bersemboyan “tut wuri handayani”, yaitu tetap mempengaruhi dengan memberi kesempatan kepada anak didik untuk berjalan sendiri dan tidak terus-menerus dicampuri, diperintah atau dipaksa. Guru hanya wajib menyingkirkan segala sesuatu yang merintangi jalannya anak serta hanya bertindak aktif dan mencampuri tingkah laku atau perbuatan anak apabila anak didik tidak dapat menghindarkan diri dari berbagai rintangan.

[Sumber : https://www.liputan6.com/hot/read/5395237/tut-wuri-handayani-artinya-semboyan-pendidikan-indonesia-ini-makna-dan-sejarahnya?page=5]

BeritaTerkait

UNWAHA Jombang Wisuda Sarjana S-1 Sebanyak 561 Tahun Akademik 2024/2025
Daerah

UNWAHA Jombang Wisuda Sarjana S-1 Sebanyak 561 Tahun Akademik 2024/2025

19 Oktober 2025
Jawab Keluhan Warga, Polres Nganjuk Gencarkan Tilang Truk ODOL
TV Media

Jawab Keluhan Warga, Polres Nganjuk Gencarkan Tilang Truk ODOL

29 Mei 2025
Pemkab Jombang Melalui Dishub Berangkatkan Peserta Arus Balik Lebaran 2024
Nasional

Pemkab Jombang Melalui Dishub Berangkatkan Peserta Arus Balik Lebaran 2024

14 April 2024
Ngak Mau Diberitakan,.!! Oknum Kepsek Dan Kabid PAUD Dinas Pendidikan Tuba Diduga Suap Awak Media.
Pendidikan

Ngak Mau Diberitakan,.!! Oknum Kepsek Dan Kabid PAUD Dinas Pendidikan Tuba Diduga Suap Awak Media.

6 April 2024
Ada Apa,.!! Ketua DPK LPAKN-RI PROJAMIN Tuba, “Beny Setiawan, Angkat Bicara Terkait Viralnya Berita Sekolah KB Darma Wanita Sekar Arum Kampung Panca Mulya.
Pendidikan

Ada Apa,.!! Ketua DPK LPAKN-RI PROJAMIN Tuba, “Beny Setiawan, Angkat Bicara Terkait Viralnya Berita Sekolah KB Darma Wanita Sekar Arum Kampung Panca Mulya.

2 April 2024
SMP Taruna Jaya 1 Surabaya Isi Program Kunjungan Rumah Dengan Bukber
Pendidikan

SMP Taruna Jaya 1 Surabaya Isi Program Kunjungan Rumah Dengan Bukber

23 Maret 2024
Next Post
Jurus Cegah 3 Dosa Dunia Pendidikan, Ini yang Harus Dilakukan Guru

Jurus Cegah 3 Dosa Dunia Pendidikan, Ini yang Harus Dilakukan Guru

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Populer

  • Ada Apa? Enpat Puluh Empat desa di Tanimbar belum lakukan Evaluasi Ranperdes APBDesa!

    Ada Apa? Enpat Puluh Empat desa di Tanimbar belum lakukan Evaluasi Ranperdes APBDesa!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • TAMBANG GALIAN C ILLEGAL ” KALI PUTEH GUNUNG GEDANG BLITAR , KEBAL HUKUM,,,, PULUHAN UNIT ALAT BERAT OSCAVATOR BEROPERASI MEMBABI BUTA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dianggap tidak layak, Ratusan orang tua murid SD Negri satu Saumlaki, minta relokasi Pembangunan Gedung Sekolah yang Baru”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pria Meninggal Dunia  Saat Melaksanakan Sholat Ashar Berjamaah Dalam Posisi Bersujud.

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • LSM GPI, Gerakan Pembaharuan Indonesia  Blitar ,  Memintak APH tindak tegas Penambangan  Pasir ILLEGAL , Gunung Gedang Kali Puteh 

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kades Watugede Kecamatan Puncu Kediri ” Irwantoro , Alergi ,  Wartawan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • SAMSAT TULUNGAGUNG DI DUGA LEGALKAN PUNGLI,   KAPOLRES , KASAT LANTAS  KEMANA…..???

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Ikuti Sosial Media Kami

Telusuri

  • Home
  • Nasional
  • Pendidikan
  • TNI / Polri
  • Politik

Menu

  • Daerah
  • Sosial Budaya
  • Peristiwa
  • TV Media
  • Redaksi

Kontak

  • Kontak : WA  081357076646
  • Email : mediateropongindonesia@gmail.com
  • Alamat : Jln. Gereja Desa Tiru Lor - Sentul RT/RW 03/02, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur

Copyright © 2023 Media Teropong Indonesia