Cirebon memiliki sejarah yang menarik untuk diulas. Salah satu kota yang ada di Provinsi Jawa Barat ini memiliki peninggalan Kerajaan Cirebon berupa keraton hingga kereta kencana.
Cirebon juga memiliki julukan Kota Udang. Wilayahnya berbatasan langsung dengan Jawa Tengah, tepatnya dengan Kabupaten Brebes. Selain punya sejarah yang menarik diketahui, asal usul nama Cirebon juga punya sangkut paut dengan sejarah yang dimiliki.
Asal-usul Cirebon
Berdasarkan pada naskah Babad Tanah Sunda dan Atja pada naskah Carita Purwaka Caruban Nagari, asal-usul nama Cirebon berasal dari kata sarumban. Disebutkan bahwa dulunya wilayah Cirebon merupakan dusun kecil yang didirikan Ki Gedeng Tapa. Seiring berjalannya waktu, tempat itu terus berkembang menjadi wilayah luas.
Desa tersebut akhirnya diberi nama Caruban, berasal dari kata carub yang dalam bahasa Cirebon berarti bersatu. Nama itu diberikan sebab banyaknya para pendatang dari berbagai macam suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat, latar belakang dan mata pencaharian yang berbeda, tinggal di wilayah tersebut.
Lama kelamaan pelafalan Caruban ini kemudian berganti menjadi Cerbon. Hal itu tak lepas dari mata pencaharian masyarakatnya. Pada waktu itu masyarakat di sana kebanyakan berprofesi sebagai nelayan yang kerap menangkap udang kecil untuk dijadikan terasi. Dari situlah akhirnya tercipta nama “Cirebon” yang berasal dari Cai (air) dan Rebon (udang rebon). Hingga saat ini nama tersebut masih digunakan.
Sejarah Cirebon
Berbicara tentang sejarah Cirebon, tak akan lepas dari sosok Raden Walangsungsang (pangeran Cakra Buana) yang merupakan keturunan dari kerajaan Pajajaran.
Pangeran Cakrabuana adalah putera pertama dari Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi dengan istri pertamanya yang bernama Subanglarang (puteri Ki Gedeng Tapa). Sebagai putra sulung, seharusnya Pangeran Cakrabuana berhak mendapat tahta kerajaan Pajajaran.
Namun karena dia memeluk Agama Islam yang diturunkan oleh ibunya, posisi sebagai putra mahkota akhirnya digantikan oleh adiknya, Prabu Surawisesa. Pangeran Walangsungsang akhirnya membuat sebuah pedukuhan di daerah Kebon Pesisir, untuk membentuk pemerintahan di Cirebon pada tahun 1430 M. Sebab inilah yang membuat Pangeran Walangsungsang dianggap sebagai pendiri pertama Kesultanan Cirebon.
Setelah itu, beberapa sultan atau penguasa di wilayah tersebut mulai muncul. Dimulai dari masa kepemimpinan H. Abdullah Iman atau Pangeran Cakrabuwana.
Kemudian, Tumenggung Syarif Hidayatullah, Pangeran Karim, dan Pangeran Wangsakerta. Hingga pada tahun 1677 Cirebon mulai terbagi, Pangeran Martawijaya dinobatkan sebagai Sultan Sepuh bergelar Sultan Raja Syamsuddin, Pangeran Kertawijaya sebagai Sultan Anom bergelar Sultan Muhammad Badriddin.
Sultan Sepuh menempati Kraton Pakungwati dan Sultan Anom membangun kraton di bekas rumah Pangeran Cakrabuwana. Sedangkan Sultan Cerbon berkedudukan sebagai wakil Sultan Sepuh. Hingga sekarang ini di Cirebon dikenal terdapat tiga sultan yaitu Sultan Sepuh, Sultan Anom, dan Sultan Cirebon.
Keberadaan ketiga sultan juga ditandai dengan adanya keraton yaitu Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, dan Keraton Kacirebonan.
[Sumber : https://daerah.sindonews.com/read/1197001/701/sejarah-dan-asal-usul-cirebon-wilayah-yang-didirikan-oleh-keturunan-prabu-siliwangi-1694232598]