Kepulauan Tanimbar, Maluku – Pemerintah desa Fursuy Kecamatan Selaru Kabupaten Kepulauan Tanimbar Maluku sukses menorehkan prestasi pada bidang pemberdayaan pertanian bawang merah.
Kepala Desa Fursuy” Maxton Fordatkosu, SE. Hadiri panen bawang Kelompok Tani.
Hal tersebut nampak dari panenan bawang merah oleh kelompok tani desa itu yang sangat memuaskan dengan hasil belasan ton.
Desa yang berada di perbatasan Indonesia Australia yang dikenal wilayah 3T ( Tertinggal, Terdepan dan Terluar ) ternyata menyimpan potensi pèrtanian yang sangat menjanjikan, namun belum mendapat perhatian serius dari supra desa. Hal tersebut di ungkapkan Kepala desa Fursuy ” Maxton Fordatkosu” kepada wartawan media ini ketika dihubungi pada kamis,29 Agustus 2024. Menurut “Fordatkosu” kelompok tani bawang merah di desanya sebenarnya sudah ada sejak tahun 1997 artinya sampai saat ini kelompok kelompok tani bawang ini sudak eksis selama 27 tahun, bebernya. Namun masih menjadi kendala dijalan akses dan alat pertanian seperti hand traktor. Karena jarak dari pemukiman ke lokasi pertanian ada yang tiga sampai enam kilo meter. Kemudian untuk alat pertanian sangat terbatas masih manual, sehingga sangat berpengaruh dalam pengembangan perluasan lahan untuk meningkatkan hasil pertanian, jelasnya.
Ketika ditanya apakah sudah pernah menyampaikan ke pemerintah daerah Kabupaten Kepulauan Tanimbar terkait potensi ini, ” Sarjana Ekonomi” STIA Saumlaki ini menjelaskan bahwa setiap musrembang reguler diKecamatan kami selalu mengusulkan jalan produksi pertanian bawang merah ini, juga permintaan alat pertanian hand traktor, namun hasilnya selalu nihil, ungkapnya dengan nada kecewa. Apa boleh buat selaku kepala desa “beta” buat apa yang beta bisa saja seperti pengadaan bibit bawang, tapi untuk membangun jalan produksi sudah pasti anggarannya tidak cukup, apalagi volume jalannya cukup besar, timpalnya.
Untuk penganggaran Dana Desa (DD) tahun anggaran 2024 ini khusus pengadaan bibit bawang merah sebesar Rp.159.900.000 ( Seratus Lima Puluh Sembilan Juta Sembilan Ratus Ribu Rupiah),tutup Fordatkosu.
“Yoap Kelmaskosu” salah satu petani bawang merah ketika ditanya apa yang menjadi kendala selama ini dalam bertani bawang merah, menerangkan bahwa jalan akses menjadi masalah utama serta alat pertanian. Kami sudah sampaikan kepada Pemerintah desa untuk membangun jalan produksi tapi anggaran Dana Desa tidak cukup, pemerintah desa sudah mendukung kita dengan pengadaan bibit bawang yang cukup. Namun kami tetap berharap Pemerintaj desa Fursuy dan BPD menyampaikan harapan kami kepada pemerintah daerah Kabupaten Kepulauan Tanimbar terutama dinas Pertanian untuk memperhatikan ini, harapnya.
Senada dengan itu ” Maheson Kelmaskosu” anggota kelompok tani Eblarena mengatakan bahwa selain persoalan jalan akses dan alat pertanian, yang perlu juga menjadi perhatian dan ini kami sangat berharap kepada dinas terkait, yaitu pembangunan bak tadah hujan dilahan pertanian, karena selama ini kami menanam bawang berdasarkan musim, tapi jika sudah ada bak tadah hujan, pasti penanaman bawangnya tidak akan putus, sehingga akan berdampak pada peningkatan hasil, jelas pria yang biasa dipanggil bapak Sony ini.
**d@mian**